Pacaran adalah istilah yang tidak jelas diciptakan oleh
siapa akan tetapi diikuti oleh banyak orang. Istilah ini sudah lama sekali
dikenal. Istilah yang menyatakan adanya ikatan antara dua orang yang mengaku
saling mencintai dan hendak menjalankan komitmen untuk bersama. Yang kemudian
istilah ini menjadi sebuah status trend
yang menunjukkan si A sudah menjadi milik si B sebab mereka sudah pacaran. Jadi
kalau si B ada main dengan si C, berarti itu selingkuh.
Pacaran, membuat adanya rasa saling memiliki sebab ikatan
yang katanya ikatan cinta. Karena merasa sudah dimiliki dan memiliki kemudian
timbullah perlakuan-perlakuan mulai dari yang sederhana; perhatian ringan,
saling bermanja, berpegangan, dan sampai ke perlakuan lebih lanjut ketika kadar
cinta semakin dalam dan memperkuat rasa ‘memiliki.’
Disini letak anehnya. Hai?! Kamu?! Iya kamu, sebegitu
murahnyakah kamu? dapat dimiliki hanya dengan menjadikan kamu ‘Pacar?’
bermodalkan kata-kata cinta atau paling mahalnya dengan untaian janji manis,
ditambah bunga dan coklat. Hanya sebatas itu harga kamu untuk dimiliki?
Kawan! Mari kita lihat! PSK? Tau dong? PSK aja dibayar
dengan uang yang pastinya lebih banyak dari harga bunga dan coklat itu. Dan itu
juga tidak untuk dimiliki sepanjang waktu, hanya disewa beberapa jam. Lah kamu?
Kawan, jangan mau dimurahkan dengan pacaran! Jadi yang elite dong. Nikah gitu? Nih ya, nikah
itu membuat kamu menjadi mahal. Derajat kamu tinggi banget, gimana enggak?
Untuk memiliki kamu aja, butuh nyali yang kuat buat ngadepin wali kamu, belum
lagi di kasih mahar, trus dapat cincin nikah, dapat buku nikah, dan yang paling
penting itu dapetin Ridho Allah. Kerenkan tuh? Dan itu selama kamu menjalani
komitmen, dibiayai lahir bathin. Lah pacaran? Dapat apa? Nafkah bathin? Dosa,
itu sama saja mendekati zina atau mungkin kamu tanpa sadar telah berzina.
Nafkah lahir? Ya ellah, masa? Paling di bayarin makan, belanja, kado kalau
ulang tahun aja. Ngga di Ridhoi Allah lagi, itu tu yang parah.
Pacaran adalah istilah untuk memurahkan kamu, sebab
dengan menjadikan kamu pacar kamu berhasil menjadi miliknya. Iya nggak?
Masih mau pacaran?
Dari
Abu Hurairah r.a., dari Nabi Shalallahu 'alaihi wasallam. Sabdanya :
“Nasib anak Adam mengenai zina telah ditetapkan. Tidak mustahil dia pernah melakukannya. Dua mata, zinanya memandang. Dua telinga, zinanya mendengar. Lidah, zinanya berkata. Tangan zinanya memegang. Kaki, zinanya melangkah. Hati, zinanya ingin dan rindu, sedangkan faraj (kemaluan) hanya mengikuti dan tidak mengikuti.” (Hadits Shahih Muslim No. 2282)
“Nasib anak Adam mengenai zina telah ditetapkan. Tidak mustahil dia pernah melakukannya. Dua mata, zinanya memandang. Dua telinga, zinanya mendengar. Lidah, zinanya berkata. Tangan zinanya memegang. Kaki, zinanya melangkah. Hati, zinanya ingin dan rindu, sedangkan faraj (kemaluan) hanya mengikuti dan tidak mengikuti.” (Hadits Shahih Muslim No. 2282)
Adakah
pacaran yang bisa menghindari zina-zina di atas?
“Dan
janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya Zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji, dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Israa’:32)
Nah
tu, pacaran itu nggak bolehkan? Allah itu baik tau. Dia melarang pacaran karena
mau hambanya itu menjadi mahal. Bukan murahan.
Gini
deh, apa kamu nggak kasihan sama jodoh kamu yang lagi berusaha memantaskan diri
untuk menghalalkan kamu dan menjadikan kamu wanita mulia? Eh kamunya malah mau
murahan sama jodoh orang lain. Kasihan jodoh kamu dan jodoh orang itu.
Ok,
ok. Anggap kalian yang pacaran itu beneran berjodoh. Apa mau proses yang kalian
lewati sebelum halal itu proses murahan semacam itu? Proses yang tak di Ridhoi
Allah? Apa mau?
Allah
sudah menyediakan ikatan suci yang mulia untuk cinta yang merupakan anugrahnya
yaitu Pernikahan. Eh kok malah milih ikatan haram yang murahan dan entah siapa
yang membuatnya? Kamu sendiri tau tidak siapa yang membuat istilah pacaran itu?
Nggak tau? Kok diikuti? Cinta? Ya nikah.
*Masuk dalam Kontributor essay terbaik dalam event
essay ‘Pacaran Memurahkanmu’ oleh Ajrie Publisher
0 komentar:
Posting Komentar