Dewi
Bertuah terjaga dari tidur panjangnya, tiba-tiba saja ada sebuah gumpalan asap
membawa tubuhnya melayang terbang. Ternyata asap itu membawa dewi
berjalan-jalan melihat negerinya dari atas awan.
Dari
atas awan, negeri Bertuah yang terletak dibagian barat Indonesia itu terlihat sudah
tak layak huni, rakyatnya sudah berubah menjadi ninja-ninja, rumah sakit
dipenuhi oleh pasiens yang terkena nggangguan pernapasan, dewi Bertuah
meneteskan air mata. Kemudian asap berbentuk casper itu menurunkannya disebuah tempat
asing.
Dewi
bertuah menangis, hatinya tersayat. Pepohonan di hutan itu telah habis dimakan
api, dan asap terus saja dihasilkan karena api takkunjung padam.
“Apa
yang harus aku lakukan?” Tanya dewi Bertuah pada gumpalan asap itu.
“Pergilah
ke langit, minta hujan kepada dewa langit. Hanya hujan yang bisa membuat
negerimu kembali seperti sedia kala,” dewi Bertuah menganggguk, ia kemudian
pamit untuk terbang ke langit.
Di
langit, dewa langit ternyata enggan bertemu dengan dewi Bertuah. Dewa langit
telah marah besar karena geram akan ulah makhluk negeri Bertuah, dan memilih
diam, tapi dewi Bertuah tak berputus asa, dia berjuang dan terus berbicara
kepada dewa langit, meski tiap kata yang diucapkannya tak digubris sedikitpun
oleh dewa langit.
“Bila
memang engkau enggan menangis untuk negeriku, aku rela melakukan apa saja agar
hujan itu turun. Ini salahku, aku telah tertidur begitu lama, hingga aku tak
bisa menjaga negeriku dengan baik, jadi aku mohon beri aku cara agar hujan itu
turun, agar rakyatku yang tak berdosa tak kena imbasnya, aku mohon dewa langit.”
“Hanya
ada satu cara,” akhirnya, dewa langit angkat bicara. “Hujan bisa turun, dengan
menjadikan tubuhmu sebagai bulirnya,” lanjut dewa langit.
“Maksudmu?”
“Kau
akan mati, Negeri Bertuah takkan lagi memiliki dewi, tapi kau tenang saja, kau
diberi satu sumpah, dimana sumpah itulah yang akan menjadi penjaga negerimu.”
Dewi Bertuah berpikir sangat lama, hingga akhirnya ia mengangguk, kemudian
bersumpah, “Aku bersumpah, bagi siapapun yang merusak negeri Bertuah, ia akan
bernasib serupa sepertiku.” usai mengucapkan sumpah itu, tubuh dewi Bertuah
langsung berubah menjadi bulir-bulir hujan. Negeri Bertuah sudah tak lagi
diselimuti kabut, semua rakyat di negeri itu bersorak gembira.
Sekarang,
rakyat di negeri itu tak ada lagi yang berani melakukan pembakaran hutan, hal
tersebut dikarenakan adanya kejadian aneh, dimana, ketika setiap orang hendak
membakar hutan, hujan akan turun dan orang tersebut langsung meleleh, ikut
melebur menjadi bulir-bulir hujan.
*Telah terbit dalam buku kumpulan cerpen Anak bersama Bintang Pelangi
0 komentar:
Posting Komentar