Hantaman ombak begitu
kencang
menerjang kaki mungil
tak berdosa
Andai ia dapat memilih
ia akan memilih berdiri di
pantai tak berombak
namun hidup hanya teori
pilihan
yang nyatanya sudah
memiliki ketetapan
senja hadir manambah
luka
membawa gemuruh menutup
langit jingga
kau yang kuanggap
penerang seumpama bintang
ternyata justru langit
kelam penyebab kegelapan
Semua tak tertahan lagi
Mata yang selalu menatap
penuh cinta kini justru nanar dalam benci
Hati yang memujamu kini
leyap secepat kilat dalam dentuman petir
meraung bersama gemuruh
tak ada lagi kata
sudah cukup derita
0 komentar:
Posting Komentar